*Pernah dimuat di koran Harian Nasional, edisi 27-28
Agustus 2016
Judul Buku :
Otak Ideal, Makin Berumur Makin Brilian
Penulis :
Toshinori Kato, M.D., Ph.D.
Penerbit :
Qanita
Cetakan :
I, 2015
Tebal :
x + 214 halaman
ISBN :
978-602-1637-80-7
Selama
ini banyak orang beranggapan bahwa fungsi otak akan semakin menurun semakin
bertambahnya usia. Padahal, sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis dalam buku ini, ternyata anggapan tersebut tidaklah tepat. Karena ternyata
fungsi otak masih dapat terus berkembang sampai kapan pun, bahkan selama
manusia belum tutup usia.
Sebenarnya,
jumlah sel otak paling banyak selama manusia hidup adalah semasa bayi. Setelah
itu, seiring bertambahnya usia, jumlah sel otak pun akan mengalami penurunan. Namun,
tentu saja kita tidak hanya berpatokan pada satu fakta tersebut, karena seiring
bertambahnya usia, asam amino dan beberapa bahan lain di dalam otak justru akan
semakin bertambah, berbanding terbalik dengan menurunnya jumlah sel otak.
Asam amino disebut juga inti
kehidupan dan merupakan elemen nutrisi yang tidak dapat diabaikan dalam proses
pembentukan otak. Selama nutrisi tersebut tercukupi, otak akan terus berkembang
meski jumlah sel otak semakin berkurang. Ini artinya, otak kita sebenarnya masih
dapat terus dikembangkan hingga kita tutup usia (hal 6-7).
Di dalam buku ini, penulis
mengklasifikasikan otak menjadi 8 zona sesuai fungsi dan letaknya
masing-masing, yakni; zona otak berpikir, zona otak emosi (perasaan), zona otak
komunikasi, zona otak pemahaman, zona otak motorik, zona otak pendengaran, zona
otak penglihatan, dan zona otak ingatan.
Kedelapan zona tersebut berada
di otak kiri dan kanan. Namun, di antara zona-zona tersebut, yang memiliki
pengaruh besar adalah zona otak berpikir dan zona otak perasaan atau emosi. Zona
otak perasaan terbukti dapat mengendalikan zona otak berpikir sehingga akan
memengaruhi pikiran (hal 21).
Rahasia
perkembangan otak sebenarnya tersimpan pada pengetahuan dan pengalaman
masing-masing. Berdasarkan ilmu sains otak, usia 20 hingga 40-an merupakan masa
yang tepat untuk mencoba sesuatu yang baru (selama itu adalah hal yang
positif). Jika pada masa tersebut seseorang berpikiran negatif dengan
menyatakan bahwa perbaikan otak pada masa ini telah terlambat atau meragukan
kemampuan diri sendiri, maka dia tidak akan bisa meningkatkan perkembangan
otaknya dengan maksimal.
Mencoba Hal Baru
Di
antara cara untuk memupuk beragam pengetahuan dan pengalaman di dalam otak,
kita harus berusaha mencoba berbagai macam hal baru dalam kehidupan
sehari-hari. Rangsangan dari dunia luar juga diperlukan untuk mendapatkan
berbagai pengetahuan serta pengalaman. Semakin banyak pengetahuan dan
pengalaman yang kita peroleh, maka fungsi otak juga akan berkembang semakin
baik dan maksimal (hal 8-9).
Pada
umumnya, orang telah memiliki konsep “yang harus dilakukan” dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Meskipun kita telah memiliki
pikiran “yang saya inginkan”, tapi pada kenyataannya keinginan tersebut tidak
dapat dilakukan karena terlalu banyak hal lain yang harus dilakukan. Pada
akhirnya, kita hanya melakukan aktivitas yang telah menjadi suatu “keharusan”
sehingga terjadi kondisi pasif akibat perbedaan antara “keinginan” dan “apa
yang diperintahkan” atau “apa yang harus dilakukan”.
Konsep
berpikir berdasarkan “perintah” tentu tidak memiliki manfaat apa pun karena
pelatihan otak yang tepat adalah melakukan kegiatan dengan maksud dan tujuan
yang jelas. Maka oleh karenanya, mengubah berpikir berdasarkan “perintah”
menjadi berpikir berdasarkan “keinginan” sangat penting dilakukan untuk melatih
fungsi dan perkembangan zona otak (hal 36-37).
Hal
paling penting dalam melatih zona otak motorik adalah berusaha menggerakkan
tubuh dengan riang gembira. Disadari atau tidak, pasti ada sebagian orang yang
tidak suka menggerakkan tubuh atau berolahraga. Salah satu kiat yang ditawarkan
penulis dalam buku ini untuk melatih zona otak motorik dengan cara menyenangkan
adalah berkaraoke (bernyanyi). Namun, tidak sekadar bernyanyi, melainkan
disertai menggerakkan badan atau menari (hal 126).
Bernyanyi dan menari, selain
berfungsi melatih zona otak motorik, cara ini juga dapat melatih reaksi zona
pendengaran ketika seseorang mendengar sambil memperhatikan irama musik.
***