*Tulisan ini dimuat di koran Radar Sampit, Minggu 31 Juli 2016
Judul Buku : Sisi Gelap Cinta
Penulis : Mira W.
Penerbit : Gramedia
Cetakan : I, 2015
Tebal : 208 halaman
ISBN : 978-602-03-1957-5
Setiap orang yang telah menjalani kehidupan berumah
tangga tentu mendambakan bangunan rumah tangganya senantiasa kokoh dan harmonis.
Untuk mewujudkan impian tersebut perlu proses panjang dan berliku. Jika
dirunut, ada banyak cara yang bisa dilakukan agar kehidupan rumah tangga
senantiasa diliputi ketenangan dan keharmonisan. Misalnya, saling memahami
karakter satu sama lain dan tak mudah terpancing emosi saat berhadapan dengan
masalah.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa selalu ada aral melintang yang menghadang kehidupan rumah
tangga setiap orang. Yang terpenting; seterjal apa pun rintangan yang datang,
semua akan baik-baik saja jika setiap pasangan bisa melewatinya dengan penuh
kesabaran, kepala dingin, tak mengedepankan ego masing-masing, dan selalu
memohon petunjuk Tuhan agar kehidupan rumah tangga yang dijalani senantiasa berada
di jalan yang diridhai-Nya.
Novel “Sisi
Gelap Cinta” mengangkat tema kehidupan rumah tangga yang penuh liku. Dikisahkan,
Andien, tokoh utama novel ini, sangat mendambakan kehidupan rumah tangganya
senantiasa diwarnai keharmonisan. Betapa ia beruntung dipertemukan dengan
Wibianto, lelaki romantis yang kemudian menjadi suaminya. Kebahagiaan rumah
tangganya kian lengkap ketika Tuhan menganugerahi dua buah hati, Ari dan Avila.
Waktu pun
bergulir cepat. Tak terasa kehidupan rumah tangganya nyaris menapaki angka 20.
Andien ingin sekali mengulang keromantisan seperti di awal pernikahannya
bersama Wibianto. Ulang tahun pernikahan ke-20 pun ia rencanakan dengan matang.
Sengaja ia mempercantik diri ke salon, membeli bunga-bunga yang wangi, dan tak
lupa membeli baju tidur untuk dirinya dan sang suami (hal 25).
Memang, Andien
sengaja tak memberitahu Wibianto tentang rencana perayaan ulang tahun
pernikahan itu, sebab ia ingin membuat kejutan. Selain itu, ia yakin jika
suaminya tak pernah lupa dengan hari ulang tahun pernikahan itu. Ia berharap
suaminya juga akan memberikan kejutan spesial di hari spesial tersebut. Namun,
rencana yang telah disusun dengan manis dan romantis berakhir hancur
berantakan. Di malam perayaan pernikahannya yang ke-20, ternyata suaminya tak kunjung
pulang ke rumah. Tak biasanya Wibianto lembur kerja sampai larut dan membuat
Andien bosan menunggu, bahkan sampai ketiduran hingga Subuh nyaris berlabuh
(hal 38).
Andien marah
dan kecewa. Terlebih, saat Wibianto mengakui bahwa pada malam itu sebenarnya
dia tak lupa dengan hari ulang tahun pernikahan itu. Sejak saat itu, masalah
demi masalah datang bermunculan di kehidupan rumah tangganya. Namun, apa pun
masalah yang tengah dihadapi, mereka berusaha tak menampakkan pada kedua anak
mereka.
Hingga
akhirnya, bahtera perkawinan yang selama ini berlayar nyaris tanpa aral yang
berarti, tiba-tiba diterpa badai gelombang yang nyaris menenggelamkan bangunan
rumah tangga Andien dan Wibianto. Tepatnya ketika sebuah rahasia besar
terbongkar; ternyata Wibianto selama ini diam-diam berselingkuh. Yang membuat
Andien shock, selingkuhan suaminya bukanlah gadis cantik sebagaimana
dugaannya, melainkan seorang lelaki yang telah lama bekerja di kantor suaminya.
Masalah kian pelik
saat Wibianto terseret kasus pembunuhan yang menimpa Dimas, karyawan
selingkuhannya. Sementara itu, Andien kembali dipertemukan dengan Bimo, mantan
kekasihnya dulu yang ternyata masih mencintainya. Masalah lain muncul dari Ari,
anak sulungnya, yang mendadak menghilang lantaran marah dan kecewa ketika mengetahui
perilaku menyimpang ayahnya.
Mira W.,
penulis novel ini sangat piawai meramu tiap konflik dengan sangat tajam dan
menarik, sehingga membuat pembaca merasa penasaran dengan akhir cerita novel
tentang kehidupan rumah tangga yang sarat hikmah ini.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar