Judul Buku : Failing Forward
Penulis : John C. Maxwell
Penerbit : MIC Publishing
Cetakan : II, 2013
Tebal : xx + 256 halaman
ISBN : 978-979-15857-7-4
Peresensi : Sam Edy Yuswanto*
Pemain sepak bola, Kyle Rote Jr.,
pernah berkata, “Saya sangat yakin bahwa ada banyak jalan untuk menjadi
pemenang, namun hanya ada satu jalan untuk menjadi orang gagal, yaitu dengan
cara tidak belajar dari kegagalan yang sudah dialami”.
Sementara itu, J. Wallace Hamilton
dalam Leadership Magazine mengatakan, “Meningkatnya tindakan bunuh diri, jumlah
pecandu alkohol, dan bahkan beberapa bentuk depresi adalah bukti bahwa banyak
orang berlatih untuk menghadapi kesuksesan, padahal seharusnya mereka berlatih
untuk menghadapi kegagalan. Kegagalan jauh lebih sering terjadi daripada
kesuksesan; kemiskinan jauh lebih mudah ditemui daripada kekayaan; dan
kekecewaan jauh lebih lumrah daripada kepuasan”.
Buku yang ditulis oleh John C.
Maxwell ini sangat menarik, inspiratif dan memotivasi pembaca. Buku ini sangat
saya rekomendasikan untuk dijadikan sebagai salah satu bacaan bermutu tinggi. Penulis
menawarkan kepada pembaca tentang cara-cara menghadapi kegagalan (yang tak diajarkan
di bangku-bangku sekolah ataupun kuliah) dan mengubahnya menjadi batu loncatan
untuk meraih kesuksesan.
Kegagalan bukanlah tempat di mana Anda akan tiba. Seperti halnya sukses,
kegagalan bukanlah suatu peristiwa. Kegagalan adalah bagaimana cara Anda
menghadapi sepanjang prosesnya. Tak seorang pun dapat menyimpulkan bahwa ia
telah gagal hingga ia mengembuskan napas terakhirnya. Hingga saat itu, ia masih
dalam proses, dan jurinya masih belum datang (hal 19).
Banyak orang menyangka kegagalan
adalah musuh, padahal sebenarnya bukan. Kebanyakan orang akan berusaha sekuat
tenaga menghindari kegagalan, misalnya mereka berusaha mati-matian menghindari
wabah penyakit. Ya, mereka takut gagal. Padahal sesungguhnya, diperlukan
kegagalan untuk menciptakan kesuksesan. Pelatih NBA, Rick Pitino, bahkan
menyatakannya dengan lebih tegas, “Kegagalan itu baik, kegagalan adalah pupuk,
saya bisa melatih karena saya belajar dari kekeliruan-kekeliruan yang pernah
saya lakukan.” (hal 20-21).
Orang-orang yang berhasil mengubah
kegagalan menjadi sebuah batu loncatan, mereka akan memandang kekeliruan atau
pengalaman buruk sebagai sesuatu hal yang biasa dalam kehidupannya. Lantas,
berusaha belajar dari kegagalan tersebut dan terus melangkah untuk maju
menggapai mimpinya. Mereka benar-benar bertekun untuk mencapai tujuan hidup
mereka (hal 24).
Thomas Edison yakin, “Banyak orang
gagal karena menyerah tanpa menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan.”
Jika Anda dapat mengubah cara Anda melihat kegagalan, Anda akan mendapatkan
kekuatan untuk terus berlomba. Dapatkanlah definisi baru dari kata ‘gagal’.
Anggaplah kegagalan sebagai harga yang harus Anda bayar demi kemajuan. Jika
Anda bisa melakukannya, Anda akan lebih siap mengubah kegagalan menjadi batu
loncatan (hal 28).
Semua peraih prestasi memiliki
kemampuan untuk mudah bangkit kembali setelah membuat suatu kekeliruan,
kesalahan, atau kegagalan. Psikolog Simone Caruthers pernah mengatakan, “Hidup
adalah serangkaian hasil. Terkadang hasilnya sesuai dengan keinginan Anda.
Hebat. Cari tahulah apa yang Anda lakukan dengan benar. Terkadang hasilnya
tidak sesuai dengan keinginan Anda. Tidak apa. Cari tahulah apa yang telah Anda
lakukan agar tidak mengulanginya lagi.” Itulah kunci untuk mudah bangkit
kembali.
Para peraih prestasi bisa terus maju meski apa pun yang terjadi, karena
mereka selalu ingat bahwa kegagalan tidaklah membuat mereka menjadi orang
gagal. Jika suatu ketika mengalami kegagalan, tak seharusnya kegagalan tersebut
dimasukkan ke dalam hati. Seperti itulah cara peraih prestasi dalam menyikapi setiap
kegagalan (hal 40)
***
*resensi ini dimuat di
Wasathon.com:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar