Judul Buku : Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang
Penulis : Pepih Nugraha
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan : I, Agustus 2013
Tebal : xii + 268 halaman
ISBN : 978-602-7888-62-3
Peresensi : Sam Edy Yuswanto*
Ketika memandang negeri ini dari
kejauhan, ibarat memandang seorang ibu yang tengah menangisi putra-putrinya
yang telah lama merantau ke negeri orang tapi tak kunjung pulang. Ada duka serta
luka seorang ibu yang telah melahirkan anak-anak bangsa bernama Indonesia,
ketika dihadapkan kenyataan getir; sebagian anak-anaknya tak bersedia pulang ke
tanah kelahiran. Ini adalah sederet curahan hati penulis yang tertuang dalam
buku ber-genre sosial budaya ini.
Sebagai seorang jurnalis yang tak
jarang meliput berita hingga ke luar negeri, Pepih Nugraha sering berinteraksi
dengan para mahaiswa dan tenaga kerja Indonesia. Dari obrolan bersama mereka,
terungkap sebuah fakta yang membuat hati penulis miris tapi tak bisa
menyalahkan. Manajemen pemerintahan yang buruk, kurangnya perhatian pemerintah
terhadap masa depan anak-anak bangsanya sendiri, menjadi alasan mereka enggan
kembali ke bumi pertiwi.
Pepatah mengatakan, “Hujan batu di
negeri sendiri lebih baik daripada hujan emas di negeri asing”. Sebenarnya, kalau
kita mau, kita bisa mengubah pepatah ini menjadi lebih optimis, “Hujan emas di
negeri sendiri lebih baik daripada hujan emas di negeri asing.” Artinya, tidak
ada alasan bagi siapa pun untuk tidak berjuang membangun negeri ini. Barangkali,
setetes keringat yang menitik di tanah kelahiran, akan lebih berharga sebagai
perekat negeri, daripada keringat yang tertumpah di negeri asing (hal 26-27).
Dalam buku ini, penulis juga
menyorot tajam para pejabat yang kepergok mengkorup uang negara. Merekalah, di
antara biang keladi yang menyebabkan bumi pertiwi dan anak-anaknya hidup menderita.
Maka, sudah saatnya mereka dihukum seberat-beratnya. Di China dan negara-negara
lain, riwayat para koruptor bisa saja berakhir di tiang gantungan atau ujung
timah panas (hal 62).
Melalui buku ini, penulis mengajak kita
semua (khususnya anak-anak muda) untuk kembali menumbuhkan rasa cinta sekaligus
berjuang membangun Indonesia agar menjadi negara maju dan berkembang.
***
*Resensi ini dimuat di:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar