Judul Buku : Ashabul
Kahfi Melek 3 Abad
Penulis : Dr. H. Nadirsyah Hosen, Ph.D. & dr.
Nurussyariah Hammado, M.NeuroSci
Penerbit : Noura
Books
Cetakan : I, September
2013
Tebal : 256 halaman
ISBN : 978-602-255-496-7
Peristiwa tidur panjang
yang pernah dialami oleh Ashabul Kahfi merupakan mukjizat sekaligus fenomena ilmiah
yang sangat menakjubkan. Bagi sebagian orang, mungkin merasa sulit untuk
memercayai dan menganggap peristiwa yang melegenda ini hanya mengada-ada atau
sebatas cerita rekaan belaka. Padahal, Alquran tidak membutuhkan pembenaran karena
merupakan kitab suci yang penuh hikmah dan tidak ada keragu-raguan di dalamnya.
Kisah Ashabul Kahfi sendiri telah diterangkan dengan
begitu jelas dalam Alquran Surat Al-Kahfi. Tujuan Allah menurunkan Surat
Al-Kahfi adalah untuk menjawab tantangan kaum kafir terhadap Nabi Muhammad Saw.
tentang ‘manusia gua’ yang hidup selama ratusan tahun sebelum Nabi dilahirkan
dan menjadi legenda bagi kaum Yunani dan Yahudi.
Kisah tidur panjang tujuh pemuda dan seekor anjing ini
dimulai ketika mereka lari untuk menyelamatkan diri ke dalam sebuah gua setelah
dikejar pasukan tentara yang ingin membunuh mereka disebabkan keteguhan hati
mereka yang tidak mau menyeru kepada Tuhan lain selain Allah. Lantas Allah pun menunjukkan
kebesarannya dengan menidurkan mereka selama 309 tahun (halaman 8).
Pemilihan ‘gua’ sebagai tempat untuk tidur memiliki
makna tersendiri. Selain dianggap sebagai tempat yang aman untuk bersembunyi,
dari aspek sains, berdiam di dalam gua yang bersuhu rendah untuk jangka waktu
lama juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan suhu tubuh (hipotermi) yang
berakibat pada penghambatan (inhibisi) laju metabolisme otak dan gangguan
pengaturan fungsi organ-organ tubuh (hal 9).
Selain mendedah
fenomena di balik kisah Ashabul Kahfi (ditinjau dari kajian ilmu kedokteran dan
neurosains) dalam buku ini juga akan dipaparkan kisah-kisah menarik penuh
hikmah yang akan menambah cakrawala ilmu pengetahuan kepada para pembaca. Kisah
kesabaran Nabi Ayub dalam menghadapi beragam ujian berat adalah salah satunya.
Semakin Allah
mencintai hamba-Nya, maka semakin berat cobaan serta ujian yang akan diturunkan
kepadanya. Terkait hal ini, Allah telah memberikan teladan kepada kita semua
melalui kisah Nabi Ayub a.s. Waktu itu, Nabi Ayub dihadapkan pada serentet
ujian yang sangat berat yang tidak semua orang mampu melewatinya dengan sabar
dan berserah diri kepada-Nya.
Satu per satu musibah datang menyambangi kehidupan Nabi
Ayub. Hasil panennya dicuri. Atap rumahnya roboh. Anak-anaknya meninggal satu
per satu. Kekayaan yang ia dapatkan selama ini musnah begitu saja. Tidak cukup
sampai di situ. Ia pun terserang penyakit lepra dan menyebabkan sahabat serta
keluarganya meninggalkan dan mengucilkannya.
Namun, Nabi Ayub
berusaha sabar dan tabah menjalani setiap ujian yang diberikan Allah kepada
dirinya. Ia tak mau mengeluh atau pun meragukan kasih sayang yang telah Allah
janjikan kepada hamba terkasih-Nya. Dan akhirnya, ia pun berhasil lolos dari
ujian mahadahsyat dan kemudian menjadi simbol sebuah kesabaran. Allah
mengembalikan semua yang telah hilang darinya dan menyembuhkan penyakitnya (halaman
155-157).
Kisah tentang
kesabaran Nabi Ayub dalam menghadapi ujian berat, memberikan hikmah sekaligus
keteladana kepada kita, bahwa kita tidak akan pernah menang melawan
ketidaksabaran. Ketika ketidaksabaran memasuki pintu hati kita, maka keimanan
kita akan menyelinap dan hilang dari hati kita.
***
Resensi ini juga dimuat di Kompasiana, 27 Juni
2014:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar