Setiap orang, tentu
memiliki cita-cita yang ingin diraih dalam hidupnya. Rasa-rasanya, sungguh
sangat mustahil bila ada orang di muka bumi ini yang menjalani hidup tanpa
cita-cita. Namun, yang menjadi persoalan adalah, tidak setiap orang memiliki
keberanian meraih cita-citanya dengan dalih merasa tidak mampu untuk meraihnya.
Ironisnya, banyak orang yang memiliki potensi bagus, tapi tidak mau menggalinya
dan memilih terjebak pada rutinitas pekerjaan yang menjemukan yang bukan merupakan
passion-nya.
Arti passion
di sini lebih dari sekadar minat. Passion adalah kegembiraan dan
kepuasan atas apa yang kita lakukan. Passion adalah sesuatu yang dikerjakan
dengan ikhlas, tulus, dan tanpa paksaan dalam menjalaninya. Passion adalah
ketika seseorang mengerjakan hal yang relatif sama secara berulang dan
konsisten, tapi ia tidak pernah merasa bosan melakukannya. Dan masih ada
sederet definisi passion yang diulas penulis dalam buku ini, (hal 37-38).
Di antara ciri
orang yang belum menemukan passion-nya dapat dilihat dari aktivitas yang
mereka kerjakan. Lihat saja raut wajahnya. Mereka yang bekerja dengan
keterpaksaan pasti jarang sekali tersenyum. Kalaupun tersenyum dapat dengan
mudah dibedakan antara senyum yang tulus dan yang tidak tulus, (hal 39).
Jika ditelisik, sebenarnya banyak sekali profesi di
dunia ini yang dapat diraih oleh setiap orang. Sayangnya, tidak banyak profesi
yang sesuai dengan jiwanya. Sehingga profesi tersebut dijalaninya dengan penuh
keterpaksaan sehingga hidupnya pun jauh dari rasa nyaman, bahagia, dan berujung
pada rasa stres berkepanjangan. Buku berjudul ‘Aku Mau Jadi Apa?’ akan membantu
pembaca menggali profesi yang paling tepat dengan keinginan sekaligus kemampuan
masing-masing.
Setiap orang
terlahir dengan membawa ‘kekurangan’. Tetapi di sisi lain, Tuhan
menganugerahkan ‘kelebihan’ pada tiap hamba-Nya. Tugas setiap orang adalah
berusaha menggali dan mengeksplor ‘kelebihan’ tersebut agar ‘kekurangan’ yang
ada dalam dirinya tertutupi. Tukul Arwana, presenter Bukan Empat Mata di
sebuah stasiun televisi swasta, merupakan sosok yang memanfaatkan
kelebihan yang ada dalam dirinya di tengah kekurangan yang ia miliki. Ia sangat
menyadari dengan raut wajahnya yang tidak tampan, berasal dari orang ndeso,
katroh dan bukan dari keturunan keluarga kaya-raya. Namun, ia memunyai
kelebihan yang jarang dimiliki orang lain.
Ia merasa dirinya
gemar bercanda dan modal inilah yang kemudian digali dan dikembangkannya
sehingga kini ia berhasil menjadi presenter sekaligus pelawak sukses yang laris
manis tampil di berbagai stasiun televisi swasta. Kariernya di jagat hiburan
dari hari ke hari pun terus melesat, (hal 15-16).
Salah satu cara
mengetahui talenta yang ada dalam diri adalah dengan cara mengikuti berbagai
macam tes kepribadian (psikotes). Mungkin sebagian orang sudah pernah ada yang
melakukan. Bagi yang belum, dalam buku ini akan dipaparkan cara-caranya.
Misalnya, buatlah daftar di sebuah kertas tentang berbagai ‘kelebihan’ dan
‘kekurangan’ menurut pandangan diri sendiri dan pandangan orang lain. Tuliskan
juga daftar hal-hal yang paling senang dikerjakan dan hal-hal yang tidak senang
dikerjakan. Hal paling disenangi inilah yang nantinya dijadikan pondasi meraih
cita-cita, (hal 47-55).
Mengapa setiap
orang, sebaiknya, melakukan pekerjaan sesuai hobi dan profesinya? Terkait hal
ini, penulis memaparkan secara detail. Hobi merupakan aktivitas yang sangat
menyenangkan dan dilakukan secara berulang-ulang. Misalnya, ada orang yang
sangat senang sekali memasak, maka setiap hari ia berusaha untuk membuat aneka
jenis masakan dan ia merasa senang dan tak pernah bosan melakukannya.
Pekerjaan (job)
merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan dan akan mendapatkan kompensasi
ketika pekerjaan tersebut berhasil diselesaikan. Suka atau tidak, setelah seseorang
menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan, maka ia berhak atas gaji, honor atau
bonus yang telah dijanjikan pimpinan. Dengan kata lain, bekerja merupakan
bentuk menukar waktu, tenaga dan pemikiran dengan upah yang diterima. Jadi,
jika seseorang datang ke kantor pukul 08.00 dan pulang pukul 17.00 tapi ketika
melakukannya tidak ada jiwa atau kesenangan, berarti apa yang ia kerjakan hanya
sebatas menjalankan rutinitas untuk menggugurkan kewajiban.
Profesi, memiliki
makna janji atau ikrar untuk memenuhi sebuah tugas. Profesi merupakan sebuah
aktivitas yang dilakukan seseorang yang memiliki keahlian, keterampilan, atau
pendidikan tertentu. Tentu saja dari aktivitas tersebut ia akan memerolah
kompensasi materi yang sesuai. Jika, misalnya, ada orang yang menjadi tukang
servis elektronik, apakah pekerjaan tersebut bisa dikategorikan sebuah profesi?
Ya, bisa disebut profesi, dengan catatan ia memiliki keterampilan dan menguasai
apa yang dikerjakan dengan rasa tanggung jawab. Orang yang dapat mengerjakan sebuah
profesi dengan baik, maka itu disebut profesional, (hal 75-76).
Buku motivasi ini
patut diapresiasi dan layak dijadikan bacaan bermutu untuk membantu para pembaca,
khususnya anak-anak muda Tanah Air, menemukan profesi yang sesuai dengan passion-nya
masing-masing.
***
Judul Buku : Aku Mau Jadi Apa?
Penulis : Rusydan Ubaidi Hamdani
Penerbit : Transmedia, Jakarta
Cetakan : II, 2013
Tebal : vi + 190 halaman
ISBN : 978-979-799-253-8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar