Kamis, Juli 10, 2014

Kesuksesan Ditentukan oleh Besarnya Cara Berpikir




            Setiap orang pasti mendambakan kesuksesan dan hal-hal terbaik dalam hidupnya. Tak ada seorang pun di dunia ini yang ingin hidup dalam kesulitan. Kesuksesan, kebahagiaan, dan kepuasaan hidup setiap orang ditentukan oleh seberapa besar cara berpikirnya. Berpikir besar memang memiliki efek sangat dahsyat. Shakespeare, dengan cerdik pernah menulis, “Tidak ada hal baik dan buruk kecuali pikiran manusia yang menciptakannya demikian”.
            Berpikirlah besar, maka ‘hidup besar’ akan mudah diraih. Hidup besar dalam kebahagiaan, besar dalam  prestasi, jumlah pendapatan, jumlah teman yang dimiliki dan besar dalam memperoleh rasa hormat dari orang lain. Salah satu kebijakan paling praktis untuk membangun kesuksesan adalah dengan membangun keyakinan. Setiap orang mampu meraih kesuksesan dengan memupuk keyakinan bahwa ia sanggup untuk hidup sukses. Kekuatan keyakinan bukan hal magis atau mistis. Seseorang yang yakin bisa melakukan sesuatu, ia akan menemukan jalan keluar.
            Orang yang memiliki keyakinan kuat sanggup memindah gunung, ia akan sukses melakukannya. Orang yang yakin bahwa ia tak mampu, akan gagal melakukannya. Keyakinan menggerakkan kekuatan dalam diri untuk membuat setiap keinginan menjadi terwujud. Keyakinan untuk sukses adalah satu unsur dasar yang dimiliki orang-orang sukses (hal 5).
            Pikiran manusia ibarat sebuah pabrik yang sibuk memproduksi berbagai macam ide dalam sehari. Produksi dalam ‘pabrik pikiran’ berada di bawah tanggung jawab dua pengawas yang disebut Pak Kemenangan dan Pak Kekalahan. Pak Kemenangan bertugas menimbulkan pikiran-pikiran positif. Sementara Pak Kekalahan membangun pikiran-pikiran negatif yang ujung-ujungnya merendahkan diri sendiri. Pikiran negatif apa pun, jika dipupuk terus-menerus, dapat berkembang menjadi perusak pikiran yang nyata, sehingga akan menimbulkan hilangnya rasa percaya diri dan terjerumus ke dalam masalah psikologis.
Ada tiga pedoman yang dapat memperkuat keyakinan. Pertama, berpikirlah sukses jangan berpikir gagal. Kedua, secara teratur, ingatkan bahwa diri ini lebih baik dari yang semula dikira. Ketiga, yakinlah besar. Sebab, besarnya kesuksesan ditentukan besarnya keyakinan. Jika hanya membayangkan tujuan-tujuan kecil, maka bayangan seperti itulah yang kelak terjadi (hal 13).
Orang-orang yang tak berhasil meraih kesuksesan biasanya mudah terjangkit penyakit yang merusak pikiran. Penyakit tersebut bernama ‘dalih’ (excusitis). Penyakit dalih, memisahkan orang yang ingin maju dan orang yang hanya bertopang dagu. Orang yang sukses dalam hidup biasanya tidak suka berdalih.
Penyakit dalih muncul dalam berbagai bentuk, seperti dalih kesehatan, dalih usia, dan dalih keberuntungan. Dalih kesehatan bervariasi, dari “Saya merasa tidak enak badan” hingga keluhan yang lebih khusus “Ada yang salah dengan tubuh saya”. Kesehatan yang buruk, dalam ribuan bentuknya, selalu digunakan sebagai dalih untuk menggagalkan keinginan dan kesempatan merengkuh kesuksesan (hal 19).
Ada 4 hal yang dapat digunakan untuk melawan dalih kesehatan. Pertama, jangan berbicara tentang kondisi kesehatan. Pribadi yang berpikir sukses akan mengalahkan keinginan untuk berbicara tentang penyakit yang tengah dideritanya. Seseorang mungkin mendapat simpati dengan mengeluhkan penyakitnya, akan tetapi ia tidak akan dihargai dan dihormati orang lain jika memiliki kebiasaan mengeluh.
Kedua, jangan mengkhawatirkan kesehatan. Ketiga, selalu bersyukur dengan anugerah kesehatan yang ada saat ini. Ada pepatah kuno yang sering diucapkan untuk memotivasi, “Saya menyesali sepatu saya yang butut hingga akhirnya saya bertemu orang yang tidak punya kaki”. Keempat, camkan, “Lebih baik bekerja sampai tua daripada menganggur karena tua”. Nikmatilah hidup ini dan jangan sia-siakan hidup dengan berpikir suatu saat akan masuk rumah sakit (hal 23-24).
Usia lanjut, juga menjadi penyakit dalih yang menjauhkan orang dari kesuksesan. Orang yang sehat dan senang bekerja, ia akan tetap produktif hingga usia 70 tahun. Usia bukan penghalang kecuali diri sendiri yang menjadikan penghalang. Penyakit dalih selanjutnya adalah dalih keberuntungan. Banyak orang menyalahkan nasib sial saat tertimpa masalah dan menganggap orang lain yang sukses sebagai sebuah keberuntungan. Padahal, kesuksesan tak ada kaitannya dengan keberuntungan. Sukses hanya mampu diraih dengan melakukan banyak hal dan menguasai prinsip-prinsip kesuksesan (hal 32-36).
            Buku motivasi yang telah terjual lebih dari 4 juta eksemplar ini membeberkan berbagai ide praktis dan realistis. Prinsip-prinsip berpikir besar untuk meraih kesuksesan, kebahagiaan dan kepuasan hidup juga menjadi pembahasan penulis.
***


Judul Buku      : The Magic of Thinking Big
Penulis             : David J. Schwartz, Ph.D.
Penerbit           : MIC Publishing
Cetakan           : I, Maret 2014
Tebal               : xvi 288 halaman
ISBN               : 978-602-8482-85-1




*resensi ini dimuat di Rimanews 10 Juli 2014:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar