Setiap orang pasti mendambakan
kesuksesan dan hal-hal terbaik dalam hidupnya. Tak ada seorang pun di dunia ini
yang ingin hidup dalam kesulitan. Kesuksesan, kebahagiaan, dan kepuasaan hidup
setiap orang ditentukan oleh seberapa besar cara berpikirnya. Berpikir besar
memang memiliki efek sangat dahsyat. Shakespeare, dengan cerdik pernah menulis,
“Tidak ada hal baik dan buruk kecuali pikiran manusia yang menciptakannya
demikian”.
Berpikirlah besar,
maka ‘hidup besar’ akan mudah diraih. Hidup besar dalam kebahagiaan, besar
dalam prestasi, jumlah pendapatan,
jumlah teman yang dimiliki dan besar dalam memperoleh rasa hormat dari orang
lain. Salah satu kebijakan paling praktis untuk membangun kesuksesan adalah
dengan membangun keyakinan. Setiap orang mampu meraih kesuksesan dengan memupuk
keyakinan bahwa ia sanggup untuk hidup sukses. Kekuatan keyakinan bukan hal
magis atau mistis. Seseorang yang yakin bisa melakukan sesuatu, ia akan
menemukan jalan keluar.
Orang yang memiliki
keyakinan kuat sanggup memindah gunung, ia akan sukses melakukannya. Orang yang
yakin bahwa ia tak mampu, akan gagal melakukannya. Keyakinan menggerakkan
kekuatan dalam diri untuk membuat setiap keinginan menjadi terwujud. Keyakinan
untuk sukses adalah satu unsur dasar yang dimiliki orang-orang sukses (hal 5).
Pikiran manusia
ibarat sebuah pabrik yang sibuk memproduksi berbagai macam ide dalam sehari. Produksi
dalam ‘pabrik pikiran’ berada di bawah tanggung jawab dua pengawas yang disebut
Pak Kemenangan dan Pak Kekalahan. Pak Kemenangan bertugas menimbulkan
pikiran-pikiran positif. Sementara Pak Kekalahan membangun pikiran-pikiran
negatif yang ujung-ujungnya merendahkan diri sendiri. Pikiran negatif apa pun,
jika dipupuk terus-menerus, dapat berkembang menjadi perusak pikiran yang nyata,
sehingga akan menimbulkan hilangnya rasa percaya diri dan terjerumus ke dalam
masalah psikologis.
Ada tiga pedoman yang dapat memperkuat keyakinan.
Pertama, berpikirlah sukses jangan berpikir gagal. Kedua, secara teratur,
ingatkan bahwa diri ini lebih baik dari yang semula dikira. Ketiga, yakinlah
besar. Sebab, besarnya kesuksesan ditentukan besarnya keyakinan. Jika hanya
membayangkan tujuan-tujuan kecil, maka bayangan seperti itulah yang kelak
terjadi (hal 13).
Orang-orang yang tak berhasil meraih kesuksesan biasanya
mudah terjangkit penyakit yang merusak pikiran. Penyakit tersebut bernama
‘dalih’ (excusitis). Penyakit dalih, memisahkan orang yang ingin maju dan orang
yang hanya bertopang dagu. Orang yang sukses dalam hidup biasanya tidak suka
berdalih.
Penyakit dalih muncul dalam berbagai bentuk, seperti
dalih kesehatan, dalih usia, dan dalih keberuntungan. Dalih kesehatan bervariasi,
dari “Saya merasa tidak enak badan” hingga keluhan yang lebih khusus “Ada yang
salah dengan tubuh saya”. Kesehatan yang buruk, dalam ribuan bentuknya, selalu
digunakan sebagai dalih untuk menggagalkan keinginan dan kesempatan merengkuh
kesuksesan (hal 19).
Ada 4 hal yang dapat digunakan untuk melawan dalih
kesehatan. Pertama, jangan berbicara tentang kondisi kesehatan. Pribadi yang
berpikir sukses akan mengalahkan keinginan untuk berbicara tentang penyakit
yang tengah dideritanya. Seseorang mungkin mendapat simpati dengan mengeluhkan
penyakitnya, akan tetapi ia tidak akan dihargai dan dihormati orang lain jika
memiliki kebiasaan mengeluh.
Kedua, jangan mengkhawatirkan kesehatan. Ketiga, selalu
bersyukur dengan anugerah kesehatan yang ada saat ini. Ada pepatah kuno yang
sering diucapkan untuk memotivasi, “Saya menyesali sepatu saya yang butut
hingga akhirnya saya bertemu orang yang tidak punya kaki”. Keempat, camkan,
“Lebih baik bekerja sampai tua daripada menganggur karena tua”. Nikmatilah
hidup ini dan jangan sia-siakan hidup dengan berpikir suatu saat akan masuk
rumah sakit (hal 23-24).
Usia lanjut, juga menjadi penyakit dalih yang menjauhkan
orang dari kesuksesan. Orang yang sehat dan senang bekerja, ia akan tetap
produktif hingga usia 70 tahun. Usia bukan penghalang kecuali diri sendiri yang
menjadikan penghalang. Penyakit dalih selanjutnya adalah dalih keberuntungan. Banyak
orang menyalahkan nasib sial saat tertimpa masalah dan menganggap orang lain
yang sukses sebagai sebuah keberuntungan. Padahal, kesuksesan tak ada kaitannya
dengan keberuntungan. Sukses hanya mampu diraih dengan melakukan banyak hal dan
menguasai prinsip-prinsip kesuksesan (hal 32-36).
Buku motivasi yang
telah terjual lebih dari 4 juta eksemplar ini membeberkan berbagai ide praktis
dan realistis. Prinsip-prinsip berpikir besar untuk meraih kesuksesan,
kebahagiaan dan kepuasan hidup juga menjadi pembahasan penulis.
***
Judul Buku : The Magic of Thinking Big
Penulis : David J. Schwartz, Ph.D.
Penerbit : MIC Publishing
Cetakan : I, Maret 2014
Tebal : xvi 288 halaman
ISBN : 978-602-8482-85-1
*resensi ini dimuat di
Rimanews 10 Juli 2014:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar