*Review ini dimuat di koran Jateng Pos, 7 Agustus 2016
Judul Buku : Love, Peace
and Respect
Penulis : Lalan
Takhrudin
Penerbit : Mizania
Cetakan : I, Januari 2016
Tebal : 318 halaman
ISBN : 978-602-1337-86-8
Nabi Muhammad Saw.,
adalah sosok panutan umat manusia di berbagai belahan bumi. Beliau adalah manusia
pilihan yang memiliki perangai mulia dan selayaknya dijadikan teladan oleh kita
semua. Salah satu perangai yang selayaknya diteladani adalah keramahan dan
kebaikan hatinya ketika sedang bergaul dengan sesama.
Setiap orang yang
pernah mengenal beliau tentu sepakat mengatakan bahwa beliau adalah sosok yang
santun dan senantiasa memperhatikan kebutuhan orang lain, baik kebutuhan lahir
maupun batinnya. Beliau selalu bersikap ramah kepada siapa pun, seolah-olah beliau
lupa untuk memperhatikan dirinya sendiri (hal 12-13).
Ketika bersua
dengan sesama, beliau selalu mendahului mengucap salam seraya mengulurkan
tangannya. Beliau juga sosok yang sangat menyayangi anak-anak, terlebih anak
yatim piatu. Beliau bahkan menjenguk orang yang sedang sakit sampai luar kota
yang jauh dan senantiasa memaafkan orang-orang yang meminta maaf padanya.
Berbuat baik pada
setiap manusia, meski kebaikan tersebut sepintas terlihat sepele, adalah
termasuk perangai mulia yang pernah diteladankan oleh beliau. Terkait hal ini,
beliau pernah memberi nasihat bijak pada sahabatnya yang bernama Abu Dzar,
“Wahai Abu Dzar, janganlah menganggap sepele amal kebaikan sekalipun tampaknya
kecil, misalnya, ketika menyambut kawan dengan muka yang berseri-seri”.
Terhadap sahabat
lainnya yang bernama Anas, beliau juga memberi wejangan bijak, “Wajib bagimu
berperangai yang baik dan banyak diam. Dan demi Zat yang diriku berada dalam
kekuasaan-Nya, tidak ada kebaikan bagi manusia yang menandingi keduanya”.
Sementara dalam hadits lain (riwayat Al-Baihaqi dan diterima dari Abu Hurairah
r.a.) beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang mudah dalam
pergaulan dan bermuka manis” (hal 24).
Menurut beliau, senyum
dan bicara yang baik termasuk sedekah. Sebagaimana ditegaskan dalam hadits
riwayat Ahmad dan Muslim, “Dan senyummu di depan saudaramu adalah sedekah. Dan
barang siapa sanggup di antaramu menjaga diri dari api neraka, hendaklah ia
bersedekah dengan sebelah buah kurma. Dan barang siapa tidak mempunyainya,
hendaklah dengan mengucapkan perkataan yang baik” (hal 30).
Amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh kebaikan dan mencegah
kemungkaran) dengan cara-cara santun dan penuh kelembutan adalah termasuk
kewajiban setiap umat Islam. Bahkan, meski kita masih belum bisa terhindar dari
perbuatan dosa, kita tetap diperintahkan untuk berusaha mengajak orang lain
pada kebenaran dan menjauhi kemaksiatan.
Imam Al-tirmidzi meriwayatkan, bahwa suatu ketika Anas
r.a. bertanya pada Rasulullah Saw., “Ya Rasulullah, apakah kami tidak boleh
menyuruh orang berbuat baik, sebelum kami mengerjakan semua kebaikan itu? Dan
tak bolehkah kami melarang orang dari perbuatan jahat, sebelum kami dapat
meninggalkan semuanya?” Rasulullah menjawab, “Justru suruhlah orang untuk
senantiasa berbuat baik, walaupun engkau belum melaksanakan semuanya; dan
laranglah orang dari perbuatan jahat, walaupun engkau belum meninggalkan
semuanya” (hal 74).
Hal paling penting
ketika kita hendak melakukan amar ma’ruf nahi munkar adalah; berusaha menjaga
perasaan orang lain. Jangan sampai kita merasa paling benar sendiri, lantas
menganggap apa yang dilakukan orang lain keliru. Sebab, perbuatan baik, apa pun
bentuknya, jika dilakukan dengan cara yang tidak baik, misalnya dengan ucapan menggurui
atau menyakitkan, maka kebaikan yang kita sampaikan tentu tak ada gunanya.
Sesungguhnya sikap manis
(termasuk saat berdakwah) itu lebih menyenangkan orang lain daripada sikap dan
muka masam, sebagaimana dengan madu kita akan lebih mudah menangkap lalat
daripada menggunakan air cuka. Dengan kebaikan dan kesantunan, kita akan lebih
mudah meyakinkan dan mengubah pendirian orang sekaligus menarik simpatinya
daripada dengan sikap-sikap arogan (hal 117).
Melalui buku ini,
penulis mengajak kita agar mengenali perangai mulia Nabi Muhammad Saw. Besar
harapan, semoga kita dapat meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.
***
I like it
BalasHapusTerima kasih, ya...
BalasHapus