*Review ini pernah tayang di koran Kedaulatan Rakyat 20 Februari 2016
Judul Buku : Buku
Kehidupan
Penulis : Masaharu
Taniguchi, Ph.D.
Penerbit : Serambi
Cetakan : I, Desember
2015
Tebal : xviii
+242 halaman
ISBN : 978-602-290-060-3
Bahagia itu
sederhana. Bahagia itu tidak perlu dicari ke mana-mana. Sebab, bahagia itu ada
di dalam diri setiap manusia. Artinya, bahagia tidaknya kita, tergantung diri
kita sendiri. Jika kita ingin menjalani kehidupan ini dengan bahagia, maka
berusahalah menghindari pikiran-pikiran buruk ataupun kecemasan dan berbagai
kekhawatiran yang dapat memengaruhi suasana hati kita.
Misalnya, hindari
berpikir, “Diriku malang”. Jika kita menabur benih pikiran hati dengan
mengatakan hal tersebut, maka yang akan muncul di dunia kasatmata adalah
“kemalangan”. Hal ini terjadi karena hati kita yang merupakan asal-muasal
segala sesuatu, menjadi benih pemikiran hati yang berbunyi, “Diriku malang”.
Oleh karena itu, jika ingin bahagia, ucapkanlah, “Saat ini aku bahagia”. Meski
saat itu kondisi kita sedang tak bahagia, tapi kebahagiaan itu akan muncul (hal
9).
Jika pohon besar
tak dapat tumbuh di tempat gelap, manusia pun sama. Hati harus selalu bersinar
seperti matahari. Jika kita sedang beraktivitas dengan perasaan muram, maka
kita tak dapat menghasilkan sesuatu yang baik. Sebaliknya, jika kita melakukan
sesuatu dengan hati ceria, maka akan muncul pikiran yang baik. Meskipun kita
sedang mengalami ujian berupa penyakit, tetapi jika perasaan kita dikondisikan
tetap riang dan tidak murung, maka penyakit kita akan lekas sembuh.
Berbicara seenaknya, menyusahkan orang lain, bermuka
murung, berhati muram, itu adalah hak pasien, tetapi sikap seperti ini tak akan
pernah menyembuhkan penyakit. Namun sebaliknya, jika hati dikondisikan senang
dan ceria, di dalam darah kita akan timbul berbagai komposisi menyehatkan
sehingga kita cepat menjadi sehat kembali (hal 39-40).
Agar kita selalu senang dan menyenangkan, kita tak boleh
melihat kelemahan orang lain. Kebiasaan paling buruk manusia adalah selalu
melihat kelemahan orang, mencari-cari kesalahan orang. Inilah kebiasaan
terburuk yang menyebabkan ketidakbahagiaan dalam kehidupan (hal 89-90). Buku
motivasi ini menarik dan dapat dijadikan panduan sederhana dalam meraih
kebahagiaan dalam hidup ini.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar