Kamis, November 26, 2015

Banyak Jalan untuk Mengubah Dunia*


*Resensi ini dimuat Koran Jateng Pos 8 November 2015

Judul Buku   : Dewey
Penulis         : Vicki Myron dan Bret Witter
Penerbit       : Serambi
Cetakan       : I, Juni 2015
Tebal            : 392 halaman
ISBN             : 978-602-290-046-7

Banyak jalan yang dapat ditempuh untuk mengubah dunia. Salah satunya melalui seekor kucing yang menginspirasi. Mungkin terdengar aneh dan tak masuk akal. Namun ini bukan omong kosong. Seperti novel berjudul Dewey, yang diangkat dari kisah nyata dan mampu menyentuh hati pembacanya. Kisah kucing lucu yang kemudian diberi nama Dewey Readmore Books (Dewey membaca lebih banyak buku) ini bermula dengan cara paling menyedihkan. Ia sengaja dibuang oleh seseorang yang tak sudi merawatnya. Ketika baru terlahir beberapa minggu, ia dimasukkan ke dalam sebuah kotak pengembalian buku di Perpustakaan Umum Spencer, Lowa.
Beruntung, Dewey ditemukan oleh Vicki Myron, wanita penyayang binatang yang adalah direktur perpustakaan tersebut. Vicki pun memutuskan untuk memelihara kucing berjenis kelamin jantan itu. Seiring bergulirnya waktu, tak hanya Vicki yang begitu menyayangi keberadaan kucing menggemaskan itu. Para staf perpustakaan dan para pengunjung setia perpustakaan juga merasa memiliki, menyayangi dan memanjakan Dewey (hal 31).
Tapi selucu-lucunya kucing, terkadang Dewey juga membuat ulah tapi bukan ulah yang fatal. Sesekali ia mengganggu pekerjaan para staf dan pengunjung perpustakaan. Tapi, ia adalah seekor kucing yang tingkah lakunya sangat manis, menggemaskan, pintar, sehingga membuat orang-orang merasa luluh hatinya dan menyayanginya. Sebenarnya, Dewey tak ingin membuat ulah, ia hanya ingin bermain dengan orang-orang yang ditemuinya (hal 57).
Hari demi hari, semakin banyak orang merasa memiliki hubungan istimewa dengan Dewey. Terlebih Vicki, yang telah menganggap Dewey bagian dari keluarganya. Bersama Vicki, Dewey merasa terlindungi. Tak hanya itu, Dewey seperti mampu memahami setiap ucapan ataupun larangan yang dilontarkan Vicki padanya. Dewey tak pernah menjatuhkan buku atau barang pajangan di rak perpustakaan. Ketika Vicki melarang Dewey melakukan sesuatu, biasanya ia langsung mematuhinya (hal 63).

Mengubah Keadaan
Satu hal yang membuat Vicki bahagia, kehadiran Dewey ternyata mampu mengubah keadaan. Kucing berbulu indah dan halus itu telah menyatukan kembali hubungan antara dirinya dengan Jodi, putrinya. Setelah bercerai dengan suaminya, secara otomatis Vicki hanya tinggal bersama Jodi. Waktu itu, Vicki memiara seekor anjing pudel yang lucu bernama Brandy. Dan Jodi sangat menyayangi Brandy.
Tapi pada suatu hari, Brandy jatuh sakit. Menurut Dr. Easterly, dokter hewan langganannya, Brandy didiagnosis mengalami gagal ginjal parah. Satu kekeliruan Vicki adalah menyembunyikan penyakit Brandy dari Jodi. Hingga akhirnya, Brandy tak dapat bertahan hidup lebih lama. Kematian anjing kesayangan Jodi inilah yang lantas membuat ibu dan anak itu menjadi renggang. Dan sejak Dewey hadir di perpustakaan dan sesekali dibawa pulang ke rumah, hubungan Vicki dan putrinya perlahan kembali normal. Dewey, secara perlahan tapi pasti, telah membuat Jodi jatuh hati dan menyayanginya (hal 110-121).
Kehadiran Dewey juga mampu mengkondisikan keributan anak-anak yang biasa mengunjungi perpustakaan. Berpuluh tahun perpustakaan yang dikelola Vicki itu mengadakan acara Jam Mendongeng tiap sepekan sekali yang ditujukan untuk anak-anak sekolah dasar, dan pelajaran khusus bagi sekolah menengah pertama. Dan, sebelum Dewey tinggal di perpustakaan, anak-anak itu cukup sulit diatur.
Namun, sejak Dewey bersama mereka, semuanya dapat berjalan kondusif. Setelah anak-anak itu berkenalan dengan kucing lucu itu, mereka merasa selalu ingin terus bersamanya. Saat acara mendongeng dimulai, Dewey berada di antara mereka. Tapi ketika mereka berisik atau membuat keributan, maka Dewey tidak akan merasa betah dan memilih pergi. Akhirnya, anak-anak itu lebih memilih duduk tenang agar Dewey tetap bersama mereka (hal 104-105).
Sederet konflik terus datang silih berganti mewarnai kisah antara Vicki dan Dewey. Misalnya, saat Dewey semakin populer, mendadak banyak orang datang dan mengaku-ngaku bahwa merekalah yang dulu menaruh kucing itu di kotak perpustakaan, saat Dewey tiba-tiba kabur dari perpustakaan selama beberapa hari, saat Dewey tiba-tiba jatuh sakit, dan lain sebagainya. Meski agak membosankan dengan banyaknya narasi, akan tetapi menurut saya novel ini cukup memikat. Bahkan novel ini katanya masuk dalam kategori The Internasional Bestseller (Sam Edy Yuswanto).
***