Selasa, Agustus 30, 2016

Meningkatkan Fungsi dan Kerja Otak*



*Pernah dimuat di koran Harian Nasional, edisi 27-28 Agustus 2016

Judul Buku   : Otak Ideal, Makin Berumur Makin Brilian
Penulis         : Toshinori Kato, M.D., Ph.D.
Penerbit         : Qanita
Cetakan         : I, 2015
Tebal              : x + 214 halaman
ISBN               : 978-602-1637-80-7

            Selama ini banyak orang beranggapan bahwa fungsi otak akan semakin menurun semakin bertambahnya usia. Padahal, sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dalam buku ini, ternyata anggapan tersebut tidaklah tepat. Karena ternyata fungsi otak masih dapat terus berkembang sampai kapan pun, bahkan selama manusia belum tutup usia.
            Sebenarnya, jumlah sel otak paling banyak selama manusia hidup adalah semasa bayi. Setelah itu, seiring bertambahnya usia, jumlah sel otak pun akan mengalami penurunan. Namun, tentu saja kita tidak hanya berpatokan pada satu fakta tersebut, karena seiring bertambahnya usia, asam amino dan beberapa bahan lain di dalam otak justru akan semakin bertambah, berbanding terbalik dengan menurunnya jumlah sel otak.
Asam amino disebut juga inti kehidupan dan merupakan elemen nutrisi yang tidak dapat diabaikan dalam proses pembentukan otak. Selama nutrisi tersebut tercukupi, otak akan terus berkembang meski jumlah sel otak semakin berkurang. Ini artinya, otak kita sebenarnya masih dapat terus dikembangkan hingga kita tutup usia (hal 6-7).
Di dalam buku ini, penulis mengklasifikasikan otak menjadi 8 zona sesuai fungsi dan letaknya masing-masing, yakni; zona otak berpikir, zona otak emosi (perasaan), zona otak komunikasi, zona otak pemahaman, zona otak motorik, zona otak pendengaran, zona otak penglihatan, dan zona otak ingatan.
Kedelapan zona tersebut berada di otak kiri dan kanan. Namun, di antara zona-zona tersebut, yang memiliki pengaruh besar adalah zona otak berpikir dan zona otak perasaan atau emosi. Zona otak perasaan terbukti dapat mengendalikan zona otak berpikir sehingga akan memengaruhi pikiran (hal 21).    
            Rahasia perkembangan otak sebenarnya tersimpan pada pengetahuan dan pengalaman masing-masing. Berdasarkan ilmu sains otak, usia 20 hingga 40-an merupakan masa yang tepat untuk mencoba sesuatu yang baru (selama itu adalah hal yang positif). Jika pada masa tersebut seseorang berpikiran negatif dengan menyatakan bahwa perbaikan otak pada masa ini telah terlambat atau meragukan kemampuan diri sendiri, maka dia tidak akan bisa meningkatkan perkembangan otaknya dengan maksimal.

Mencoba Hal Baru
            Di antara cara untuk memupuk beragam pengetahuan dan pengalaman di dalam otak, kita harus berusaha mencoba berbagai macam hal baru dalam kehidupan sehari-hari. Rangsangan dari dunia luar juga diperlukan untuk mendapatkan berbagai pengetahuan serta pengalaman. Semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang kita peroleh, maka fungsi otak juga akan berkembang semakin baik dan maksimal (hal 8-9).
            Pada umumnya, orang telah memiliki konsep “yang harus dilakukan” dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Meskipun kita telah memiliki pikiran “yang saya inginkan”, tapi pada kenyataannya keinginan tersebut tidak dapat dilakukan karena terlalu banyak hal lain yang harus dilakukan. Pada akhirnya, kita hanya melakukan aktivitas yang telah menjadi suatu “keharusan” sehingga terjadi kondisi pasif akibat perbedaan antara “keinginan” dan “apa yang diperintahkan” atau “apa yang harus dilakukan”.
            Konsep berpikir berdasarkan “perintah” tentu tidak memiliki manfaat apa pun karena pelatihan otak yang tepat adalah melakukan kegiatan dengan maksud dan tujuan yang jelas. Maka oleh karenanya, mengubah berpikir berdasarkan “perintah” menjadi berpikir berdasarkan “keinginan” sangat penting dilakukan untuk melatih fungsi dan perkembangan zona otak (hal 36-37).
            Hal paling penting dalam melatih zona otak motorik adalah berusaha menggerakkan tubuh dengan riang gembira. Disadari atau tidak, pasti ada sebagian orang yang tidak suka menggerakkan tubuh atau berolahraga. Salah satu kiat yang ditawarkan penulis dalam buku ini untuk melatih zona otak motorik dengan cara menyenangkan adalah berkaraoke (bernyanyi). Namun, tidak sekadar bernyanyi, melainkan disertai menggerakkan badan atau menari (hal 126).
Bernyanyi dan menari, selain berfungsi melatih zona otak motorik, cara ini juga dapat melatih reaksi zona pendengaran ketika seseorang mendengar sambil memperhatikan irama musik.
***

Minggu, Agustus 14, 2016

Romantika Kehidupan Rumah Tangga*



*Tulisan ini dimuat di koran Radar Sampit, Minggu 31 Juli 2016

Judul Buku     : Sisi Gelap Cinta
Penulis           : Mira W.
Penerbit         : Gramedia
Cetakan         : I, 2015
Tebal              : 208 halaman
ISBN               : 978-602-03-1957-5

            Setiap orang yang telah menjalani kehidupan berumah tangga tentu mendambakan bangunan rumah tangganya senantiasa kokoh dan harmonis. Untuk mewujudkan impian tersebut perlu proses panjang dan berliku. Jika dirunut, ada banyak cara yang bisa dilakukan agar kehidupan rumah tangga senantiasa diliputi ketenangan dan keharmonisan. Misalnya, saling memahami karakter satu sama lain dan tak mudah terpancing emosi saat berhadapan dengan masalah.
Sebagaimana kita ketahui bahwa selalu ada aral melintang yang menghadang kehidupan rumah tangga setiap orang. Yang terpenting; seterjal apa pun rintangan yang datang, semua akan baik-baik saja jika setiap pasangan bisa melewatinya dengan penuh kesabaran, kepala dingin, tak mengedepankan ego masing-masing, dan selalu memohon petunjuk Tuhan agar kehidupan rumah tangga yang dijalani senantiasa berada di jalan yang diridhai-Nya.
Novel “Sisi Gelap Cinta” mengangkat tema kehidupan rumah tangga yang penuh liku. Dikisahkan, Andien, tokoh utama novel ini, sangat mendambakan kehidupan rumah tangganya senantiasa diwarnai keharmonisan. Betapa ia beruntung dipertemukan dengan Wibianto, lelaki romantis yang kemudian menjadi suaminya. Kebahagiaan rumah tangganya kian lengkap ketika Tuhan menganugerahi dua buah hati, Ari dan Avila.
Waktu pun bergulir cepat. Tak terasa kehidupan rumah tangganya nyaris menapaki angka 20. Andien ingin sekali mengulang keromantisan seperti di awal pernikahannya bersama Wibianto. Ulang tahun pernikahan ke-20 pun ia rencanakan dengan matang. Sengaja ia mempercantik diri ke salon, membeli bunga-bunga yang wangi, dan tak lupa membeli baju tidur untuk dirinya dan sang suami (hal 25).
Memang, Andien sengaja tak memberitahu Wibianto tentang rencana perayaan ulang tahun pernikahan itu, sebab ia ingin membuat kejutan. Selain itu, ia yakin jika suaminya tak pernah lupa dengan hari ulang tahun pernikahan itu. Ia berharap suaminya juga akan memberikan kejutan spesial di hari spesial tersebut. Namun, rencana yang telah disusun dengan manis dan romantis berakhir hancur berantakan. Di malam perayaan pernikahannya yang ke-20, ternyata suaminya tak kunjung pulang ke rumah. Tak biasanya Wibianto lembur kerja sampai larut dan membuat Andien bosan menunggu, bahkan sampai ketiduran hingga Subuh nyaris berlabuh (hal 38).
Andien marah dan kecewa. Terlebih, saat Wibianto mengakui bahwa pada malam itu sebenarnya dia tak lupa dengan hari ulang tahun pernikahan itu. Sejak saat itu, masalah demi masalah datang bermunculan di kehidupan rumah tangganya. Namun, apa pun masalah yang tengah dihadapi, mereka berusaha tak menampakkan pada kedua anak mereka.
Hingga akhirnya, bahtera perkawinan yang selama ini berlayar nyaris tanpa aral yang berarti, tiba-tiba diterpa badai gelombang yang nyaris menenggelamkan bangunan rumah tangga Andien dan Wibianto. Tepatnya ketika sebuah rahasia besar terbongkar; ternyata Wibianto selama ini diam-diam berselingkuh. Yang membuat Andien shock, selingkuhan suaminya bukanlah gadis cantik sebagaimana dugaannya, melainkan seorang lelaki yang telah lama bekerja di kantor suaminya.
Masalah kian pelik saat Wibianto terseret kasus pembunuhan yang menimpa Dimas, karyawan selingkuhannya. Sementara itu, Andien kembali dipertemukan dengan Bimo, mantan kekasihnya dulu yang ternyata masih mencintainya. Masalah lain muncul dari Ari, anak sulungnya, yang mendadak menghilang lantaran marah dan kecewa ketika mengetahui perilaku menyimpang ayahnya.
Mira W., penulis novel ini sangat piawai meramu tiap konflik dengan sangat tajam dan menarik, sehingga membuat pembaca merasa penasaran dengan akhir cerita novel tentang kehidupan rumah tangga yang sarat hikmah ini.
***