Selasa, Juni 28, 2016

Sekumpulan Kisah Cinta yang Unik*


*Tulisan ini telah dimuat di Koran Kabar Madura, Rabu 22 Juni 2016


Judul Buku    : Reruntuhan Musim Dingin
Penulis          : Sungging Raga
Penerbit         : Diva Press
Cetakan          : I, Januari 2016
Tebal              : 204 halaman
ISBN              : 978-602-391-079-3

            Reruntuhan Musim Dingin, merupakan judul buku sekumpulan cerita pendek (cerpen) dengan tema variatif, khususnya tentang cinta yang unik dan menarik, sangat jauh berbeda dengan cerita-cerita cinta yang beredar pada umumnya. Cerpen berjudul “Reruntuhan Musim Dingin” ber-setting luar negeri misalnya. Cerpen yang juga menjadi judul buku ini mengisahkan tentang gadis cantik bernama Nalea. Ia adalah penjual permen toffee, permen lokal yang dibuat dari adonan mentega.   
Dengan keranjang permennya, Nalea suka berjalan sendiri di sekitar Craven Cottage, London. Terkadang ia berjalan di sekitar taman dan mendatangi beberapa orang yang tengah duduk-duduk santai. Di taman itulah, tepatnya ketika ia tengah duduk santai membaca buku sembari merehat penat, ia dipertemukan dengan sosok lelaki tampan yang tanpa membutuhkan waktu lama langsung memikat hatinya. Dari pertemuan demi pertemuan itu, cinta keduanya pun tumbuh bersemi secara alami.
Namun sayang seribu sayang, cinta keduanya terhalang oleh dinding perpisahan. Lelaki itu pergi tanpa kabar dan tak pernah kembali. Dan cerita pun terus bergulir alami. Meski cinta Nalea dan lelaki itu tak pernah bisa bersatu, tapi seiring berjalannya sang waktu, cinta mereka akhirnya menemukan muaranya sendiri-sendiri dengan pasangan masing-masing. Meski di sisi lain, lelaki itu ternyata masih belum bisa melupakan kenangan tentang Nalea ketika singgah di taman Craven Cottage bersama anaknya, terlebih ketika ia merasa melihat sosok gadis penjual permen yang sangat mirip dengan mantan kekasihnya dulu (halaman 64-72).    
Cerpen berjudul “Melankolia Laba-Laba” berkisah tentang kisah cinta berbeda dunia. Dikisahkan, seekor laba-laba tengah jatuh cinta pada seorang gadis cantik bernama Nalea. Sudah cukup lama laba-laba yang hidup dan tinggal di celah lemari dan meja rias Nalea itu jatuh hati pada gadis tersebut. Meski laba-laba menyadari, bahwa mencintai gadis itu penuh risiko dan tak jarang harus berhadapan dengan marabahaya. Misalnya, ketika pembantu Nalea masuk hendak membersihkan kamar, maka si laba-laba harus pandai bersembunyi agar jangan sampai mati konyol terkena sabetan sapu pembantu Nalea.
Dalam setiap doa yang dipanjatkan, laba-laba memohon pada Tuhan agar dapat menemukan cara untuk mencintai gadis itu. Hingga akhirnya, laba-laba pun tersadar dengan kenyataan, bahwa doa-doanya itu sungguh mustahil dikabulkan Tuhan. Pada saat yang nyaris bersamaan, muncul seekor laba-laba betina yang mengaku bernama Nalea. Tentu saja laba-laba tersebut sangat terkejut. Namun sampai kapan pun ia tak akan pernah memercayai kalau laba-laba betina tersebut jelmaan dari Nalea. Ia justru, dengan sangat kasar, mengusir laba-laba betina itu dari kamar Nalea (hal 40-47).
Kisah cinta yang tak kalah unik lainnya terdapat pada cerpen berjudul “Rayuan Sungai Serayu”, mengisahkan seorang pemuda yang jatuh hati kepada seorang gadis cantik yang konon kabarnya merupakan jelmaan dari Sungai Serayu (hal 80-88), kisah seekor semut jantan yang begitu perhatian kepada pasangannya yang tengah mengandung dan mengidam susu cokelat (hal 154-161), dan lain sebagainya.
Dalam kata pengantarnya, penulis yang memiliki hobi naik kereta api ini menuturkan bahwa ia tidak memiliki misi tertentu dalam cerpen-cerpennya, selain benar-benar sebagai ekspresi kecintaan terhadap cerpen itu sendiri. Ketika penulis dengan cerpen telah saling mencintai, maka bukan penulis yang akan menentukan harus menulis tentang apa, melainkan cerpen itu sendiri yang akan mengarahkan penulis untuk menulis tema tertentu.
Bagi penyuka cerita-cerita fiksi, buku setebal 204 ini dapat dijadikan bacaan menghibur di waktu senggang.
***