Selasa, April 01, 2014

Mengubah Kegagalan Menjadi Jalan Menuju Kesuksesan



Judul Buku      : Failing Forward
Penulis             : John C. Maxwell
Penerbit           : MIC Publishing
Cetakan           : II, 2013
Tebal               : xx + 256 halaman
ISBN               : 978-979-15857-7-4
Peresensi         : Sam Edy Yuswanto*

            Pemain sepak bola, Kyle Rote Jr., pernah berkata, “Saya sangat yakin bahwa ada banyak jalan untuk menjadi pemenang, namun hanya ada satu jalan untuk menjadi orang gagal, yaitu dengan cara tidak belajar dari kegagalan yang sudah dialami”.
            Sementara itu, J. Wallace Hamilton dalam Leadership Magazine mengatakan, “Meningkatnya tindakan bunuh diri, jumlah pecandu alkohol, dan bahkan beberapa bentuk depresi adalah bukti bahwa banyak orang berlatih untuk menghadapi kesuksesan, padahal seharusnya mereka berlatih untuk menghadapi kegagalan. Kegagalan jauh lebih sering terjadi daripada kesuksesan; kemiskinan jauh lebih mudah ditemui daripada kekayaan; dan kekecewaan jauh lebih lumrah daripada kepuasan”.
            Buku yang ditulis oleh John C. Maxwell ini sangat menarik, inspiratif dan memotivasi pembaca. Buku ini sangat saya rekomendasikan untuk dijadikan sebagai salah satu bacaan bermutu tinggi. Penulis menawarkan kepada pembaca tentang cara-cara menghadapi kegagalan (yang tak diajarkan di bangku-bangku sekolah ataupun kuliah) dan mengubahnya menjadi batu loncatan untuk meraih kesuksesan.
Kegagalan bukanlah tempat di mana Anda akan tiba. Seperti halnya sukses, kegagalan bukanlah suatu peristiwa. Kegagalan adalah bagaimana cara Anda menghadapi sepanjang prosesnya. Tak seorang pun dapat menyimpulkan bahwa ia telah gagal hingga ia mengembuskan napas terakhirnya. Hingga saat itu, ia masih dalam proses, dan jurinya masih belum datang (hal 19).
            Banyak orang menyangka kegagalan adalah musuh, padahal sebenarnya bukan. Kebanyakan orang akan berusaha sekuat tenaga menghindari kegagalan, misalnya mereka berusaha mati-matian menghindari wabah penyakit. Ya, mereka takut gagal. Padahal sesungguhnya, diperlukan kegagalan untuk menciptakan kesuksesan. Pelatih NBA, Rick Pitino, bahkan menyatakannya dengan lebih tegas, “Kegagalan itu baik, kegagalan adalah pupuk, saya bisa melatih karena saya belajar dari kekeliruan-kekeliruan yang pernah saya lakukan.” (hal 20-21).
            Orang-orang yang berhasil mengubah kegagalan menjadi sebuah batu loncatan, mereka akan memandang kekeliruan atau pengalaman buruk sebagai sesuatu hal yang biasa dalam kehidupannya. Lantas, berusaha belajar dari kegagalan tersebut dan terus melangkah untuk maju menggapai mimpinya. Mereka benar-benar bertekun untuk mencapai tujuan hidup mereka (hal 24).
            Thomas Edison yakin, “Banyak orang gagal karena menyerah tanpa menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan.” Jika Anda dapat mengubah cara Anda melihat kegagalan, Anda akan mendapatkan kekuatan untuk terus berlomba. Dapatkanlah definisi baru dari kata ‘gagal’. Anggaplah kegagalan sebagai harga yang harus Anda bayar demi kemajuan. Jika Anda bisa melakukannya, Anda akan lebih siap mengubah kegagalan menjadi batu loncatan (hal 28).
            Semua peraih prestasi memiliki kemampuan untuk mudah bangkit kembali setelah membuat suatu kekeliruan, kesalahan, atau kegagalan. Psikolog Simone Caruthers pernah mengatakan, “Hidup adalah serangkaian hasil. Terkadang hasilnya sesuai dengan keinginan Anda. Hebat. Cari tahulah apa yang Anda lakukan dengan benar. Terkadang hasilnya tidak sesuai dengan keinginan Anda. Tidak apa. Cari tahulah apa yang telah Anda lakukan agar tidak mengulanginya lagi.” Itulah kunci untuk mudah bangkit kembali.
Para peraih prestasi bisa terus maju meski apa pun yang terjadi, karena mereka selalu ingat bahwa kegagalan tidaklah membuat mereka menjadi orang gagal. Jika suatu ketika mengalami kegagalan, tak seharusnya kegagalan tersebut dimasukkan ke dalam hati. Seperti itulah cara peraih prestasi dalam menyikapi setiap kegagalan (hal 40)
***

*resensi ini dimuat di Wasathon.com:
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar