Kamis, April 10, 2014

Metode Mendidik Anak Sesuai Syariat


Judul Buku      : Didiklah Anakmu seperti Sayyidina Ali bin Abi Thalib
Penulis             : Yusuf A. Rahman
Penerbit           : Diva Press
Genre              : Islami
Cetakan           : I, Februari 2014
Tebal               : 183 halaman
ISBN               : 978-602-7968-37-0

           

Anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya oleh setiap orang tua. Menjaga anak dengan baik meliputi: merawat mereka dengan mencurahkan segenap kasih sayang, mendidik mereka sesuai ajaran yang telah tertuang di dalam syariat Islam, dan lain sebagainya. Jangan sampai selaku orang tua malah menelantarkan anak kandungnya, apalagi sampai memperlakukannya dengan kekerasan.
            Mencurahkan kasih sayang tidak selalu identik dengan menuruti segala kemauan anak. Ironisnya, di era sekarang ini, banyak orang tua berasumsi bahwa dengan mencukupi segala kebutuhan serta keinginan anak secara ‘materi’, maka kewajiban mencurahkan kasih sayang kepada anak-anaknya telah gugur. Padahal, tidak seperti itu pengertiannya. Karena, kasih sayang yang dimaksudkan di sini lebih menekankan tercukupinya kebutuhan psikologi anak (halaman 15).
            Fase kanak-kanak awal (yakni ketika anak berusia 0-6 tahun) adalah fase pondasi, fase yang sangat penting bagi anak untuk menjalani kehidupan pada fase-fase selanjutnya. Slamet Suyanto, seorang pakar pendidikan, menggambarkan fase ini ibarat saat yang tepat bagi seorang tukang besi untuk menempa besi yang dipanaskan. Penempa besi tahu betul kapan besi harus ditempa. Jika terlalu awal ditempa, maka besi akan sulit dibentuk dan dicetak. Sebaliknya, jika terlambat menempanya, maka besi akan menjadi hancur. Jadi, fase kanak-kanak awal merupakan fase terbaik seorang anak untuk mendapatkan pendidikan dasar (halaman 11-12).
            Sayyidinna Ali Ra., merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad Saw., yang memosisikan kasih sayang di atas segalanya dalam mendidik anak. Kasih sayang adalah kunci sukses dalam mendidik anak. Dengan kasih sayang, pendidikan dan wejangan yang akan disampaikan orang tua dapat berjalan dengan efektif. Tak hanya itu, kasih sayang juga menjadi stimulasi bagi anak untuk menyayangi orang tua kandungnya dan orang-orang yang berada di sekitarnya (halaman 13).
            “Cetaklah tanah selama ia masih basah dan tanamlah kayu (tanaman) selama ia masih lunak”. Kalimat tersebut merupakan salah satu nasihat bijak yang pernah diungkapkan oleh Sayyidinna Ali Ra., kepada para orang tua. Nasihat tersebut menyiratkan sebuah ajakan kepada para orang tua untuk mencetak kepribadian atau karakter anak sejak usia dini. Menurut ajaran syariat, ketika anak terlahir ke dunia ini, maka ia masih dalam keadaan suci. Orang tua dan lingkungan sekitarnyalah yang akan memberikan corak warna pada kepribadian seorang anak (halaman 32-33).
            Hal utama yang harus ditanamkan orang tua dalam mendidik anaknya adalah tentang keimanan, mengenalkan Tuhan serta mendidiknya sesuai dengan syariat Islam. sebab hal ini adalah pondasi awal bagi seorang anak untuk menjalani kehidupannya (halaman 35). Dalam hal ini, orang tua tidak cukup hanya memberikan nasihat. Akan tetapi juga memberikan keteladanan. Jangan sampai orang tua menyuruh anak untuk melakukan hal-hal baik tanpa berusaha mencontohkannya (halaman 36).
            Dalam membentuk kepribadian anak, hal penting yang tidak boleh diabaikan oleh orang tua adalah perilaku dasar dalam berkomunikasi. Setidaknya, ada 3 perilaku dasar dalam berkomunikasi. Pertama, belajar mengucapkan ‘terima kasih’ kepada siapa pun yang telah memberikan sesuatu atau membantu kita. Kedua, belajar mengucapkan kata ‘tolong’ kepada siapa saja ketika hendak meminta tolong. Ketiga, belajar mengucapkan kata ‘maaf’ apabila memang telah berbuat kesalahan. Sepintas ketiga hal tersebut nampak sederhana dan sepele, tapi pada kenyataannya banyak orang yang tak dapat melakukannya (halaman 42).
            Banyak sekali tata cara mendidik anak yang dicontohkan Sayyidinna Ali Ra. dalam buku ini. Dia pernah berwasiat kepada putranya ihwal kejujuran, “Kejujuran adalah kemuliaan, sedangkan dusta adalah kehinaan. Barang siapa yang dikenal sebagai orang jujur, maka dipercayai dustanya, dan barang siapa yang dikenal sebagai pendusta, maka kejujurannya tidak dipercaya”. Nasihat tersebut memberikan sinyalemen akan pentingnya menanamkan kejujuran dalam diri seorang anak (halaman 43).
            Sayyidinna Ali Ra., adalah sosok yang sangat cerdas dalam mendidik anak-anaknya. Saat Hasan dan Husain berusia 6-12 tahun, dia menanamkan pendidikan agama. Dia juga menerapkan ‘hukuman’ yang bersifat edukatif ketika anaknya berbuat kesalahan, dan akan memberikan ‘reward’ ketika anaknya berhasil meraih prestasi. Selain itu, dia juga berusaha mengedepankan kedisiplinan (misalnya menyuruh anak agar selalu mendirikan shalat tepat waktu) pada anak-anaknya. Kedisiplinan adalah gerbang menuju kesuksesan. (Sam Edy Yuswanto).
***
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar