Sabtu, Desember 05, 2015

Kiat Menciptakan Kebahagiaan Sejati*


*Resensi ini dimuat koran Jateng Pos 22 November 2015

            Hakikat tentang kebahagiaan telah dipaparkan oleh banyak cendekiawan dari masa ke masa. Kata-kata mutiara tentang kebahagiaan juga telah banyak diucapkan dan tuliskan banyak orang. Namun menurut Safiya Hussain, penulis buku Happiness Every Day ini, apa yang dipelajari dari kata-kata mutiara mengenai arti kebahagiaan, juga dari obrolan dan buku, akan mudah menguap begitu saja ketika kita selesai membacanya.
            Artinya, kata-kata mutiara tersebut tak memiliki manfaat apa-apa jika tak dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ya, teori memang hanya akan terbukti jika kita berusaha mempraktikannya. Buku ini hadir untuk membantu pembaca meraih hakikat kebahagiaan setiap hari. Kebahagiaan dalam arti sangat luas dan tak semu, baik di dunia maupun kelak di akhirat.
            Di antara kiat hidup bahagia menurut penulis adalah berusaha mengingat dan merenungi tujuan hidup. Inti tujuan hidup tiap manusia pada hakikatnya hanya beribadah pada Allah. Beribadah di sini tentu memiliki cakupan arti luas, tak sebatas mengerjakan shalat, zakat, puasa, dll. Namun, lebih dari itu. Misalnya, ketika makan dan minum, diniatkan untuk mencari ridha-Nya, agar raga kita memiliki asupan energi yang cukup untuk beribadah.
Contoh lain ketika sedang bekerja, berusahalah bekerja dengan cara-cara yang jujur dan diniatkan untuk beribadah atau mencari ridha-Nya. Sebab, Allah mencintai hamba-Nya yang saleh. Allah memerintahkan kita untuk bekerja demi kelangsungan hidup dalam pengabdian. Memfokuskan diri pada tujuan hidup akan meningkatkan kecintaan kita pada Tuhan dan membebaskan pikiran dari berbagai persoalan yang tak penting (hal 16-17).
Selanjutnya, perbanyak tersenyum tiap hari. Bahkan saat kita sedang tidak ingin tersenyum. Sungguh, senyuman dapat mengirimkan sinyal dan pikiran positif ke dalam otak, sehingga pikiran-pikiran negatif akan sulit untuk berkembang atau hadir dalam benak. Ketika raut wajah kita tengah tersenyum, maka secara otomatis hati pun akan tersenyum.
Selain itu, pada waktu bersamaan, senyum pada orang lain juga akan mencerahkan hatinya. Yang paling penting, Allah meridhai senyuman tulus yang kita berikan ke sesama manusia. Terkait hal ini, Nabi Muhammad Saw., pernah menegaskan, “Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun, walau hanya menyapa saudaramu dengan senyuman, senyummu kepada saudaramu adalah sedekah bagimu” (hal 23).
Berusahalah untuk memanfaatkan sebagian waktu yang kita miliki bersama orangtua, sahabat, tetangga, saudara, atau orang-orang di sekitar kita. Mengobrol santai bersama mereka untuk mendiskusikan berbagai hal positif, terlebih mendiskusikan ilmu pengetahuan, dapat mendatangkan kebahagiaan. Persahabatan dengan orang-orang baik merupakan salah satu nikmat terbesar dalam hidup ini. Nabi Muhammad Saw., pernah menjelaskan, jika Anda berteman dengan orang yang baik, maka kebaikannya akan menular pada Anda. Dan apabila Anda berteman dengan orang yang buruk, maka keburukannya akan menular pada Anda (hal 35-36).
Kiat bahagia berikutnya, berusaha menerima apa pun tiap keputusan-Nya. Pasrah terhadap keputusan Allah adalah faktor kunci untuk mencapai ketenteraman batin dan keimanan tulus. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 216; “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tak mengetahui” (hal 37).
Bersabar dalam kesedihan dan bersyukur dalam kebahagiaan merupakan reaksi yang paling tepat dalam merespon segala hal yang terjadi dalam kehidupan kita. Terkadang, kita memang harus merasakan kesedihan terlebih dahulu untuk bisa mengenali kebahagiaan. Namun, hal yang harus kita yakini, bahwa setiap hal menyedihkan perlahan akan menjauh dari kehidupan ini dan berganti menjadi hal membahagiakan. Sebagaimana firman-Nya, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Sam Edy Y).
***

Judul Buku      : Happiness Every Day
Penulis             : Safiya Hussain
Penerbit           : Zaman
Cetakan           : I, 2015
Tebal               : 345 halaman
ISBN               : 978-602-1687-74-1

2 komentar:

  1. Endingnya itu kalimatnya Mas Sam, ka, ya? Bukan kalimat dari bukunya? Hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalimat di buku dan sedikit ditambahi, hehe....
      Untuk ending, bisa diapa-apain kok, bisa ngambil salah satu bagian menarik dari buku tersebut....

      Hapus